KULIAH?PERJUANGAN?

Sudah lama tidak menuangkan pikiran dalam tulisan di blog saya. emmm…mmmmm..hahahaaaaa.. walaupun banyak krispinya alias garingnya..waaahaahahahaha..(disini harus ketawa).
Banyak cara untuk mengekspresikan diri kita, semenjak menjadi Ibu R T, banyak kebiasaan-kebiasaan saya yang berubah. Naaah..salah satunya yang paling terasa adalah interaksi sosial, contoh: dulu bisa bergosiiip ria, pergi bersama teman, jalan kesana, jalan kesini, dan masih ada ratusan lagi. Dari situlah, saya mulai memberanikan diri untuk menulis, soal apa sajalah, tergantung moood. Karena bukan novelist jadi tidak bermasalah kalau “moodiian”. Menurut saya, menulis tidak boleh dipaksakan.

Masih belajar dan masih mencoba memahami proses-proses perubahan ini. Karena memang tidak mudah, contoh: waktu saya kembali lagi ke kampus, setelah lama tidak kuliah, terasa sekali betapa tuuuulaaaliiitttnya saya. Teman-teman saya yang seangkatan sudah pada diwisuda. Saat itu saya sering sekali merasa gelisah, yang pasti sedih karena harus mulai berjuang kembali. Di sisi lain, saya sudah menikah dan mempunyai bayi.

Sempat juga saya berfikir, buat apa saya teruskan kembali kuliah saya, capek, capek, capek, capek. Toh, suami saya bekerja. Kalau mau cara instant, bayar saja seseorang untuk mengerjakan skripsi, kan cepat, capat, cepat, cepat. Kembali lagi saya berfikir, buat apa kuliah atau gelar atau apapun juga yang seakan-akan membuat keren nama saya di KTP. Toh saya tidak berkerja secara profesional. Hanya ada kemarahan yang tidak ada jawabannnya. Kemudian mencoba lagi untuk meneruskan S2, dan tanpa disangka-sangka saya diterima di universitas favorit saya.

Saya sadar, bahwa belajar tidak harus di bangku perkuliahan ataupun meraih gelar S2,S3,S4 atau pun gelar-gelar lainnya. Saya, mengundurkan diri dalam program S2, karena saya tahu, itu hanya keinginan daging. Saya tidak mau diremehkan, tidak mau dianggap sebelah mata, ingin menjadi “super women”, walau pada kenyataannya banyak wanita-wanita yang seperti itu. Saya salut. Tetapi, saya bukan seperti mereka. Tidak boleh memaksakan kehendak saya yang sangat ambisius.

TUHAN, SELALU MENGERTI SAYA MELEBIHI ORANG YANG TERDEKAT SEKALI PUN.
DSC04369